Sosialisasi
Sistem Informasi Diklat Aparatur (SIDA) Se-Indonesia
Teknologi
sudah menjadi komponen utama dalam meramu sebuah informasi untuk disebarkan ke
semua lapisan masyarakat, tidak terkecuali dalam menginformasikan sebuah
kegiatan pada Informasi dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir di dalam
tubuh manusia, seperti halnya informasi di dalam sebuah organisasi yang sangat
penting untuk mendukung kelangsungan perkembangannya, sehingga terdapat alasan
bahwa informasi sangat dibutuhkan bagi sebuah organisasi.
Salah
satu fungsi Lembaga Administrasi Negara yaitu pendidikan dan pelatihan Pegawai
Negeri Sipil (Diklat PNS). Lembaga Administrasi Negara mempunyai komitmen
tinggi dalam bidang pembinaan kualitas Diklat PNS. Salah satu upaya dalam
mewujudkan komitmen kami adalah membangun Sistem Informasi yang memadukan jaringan
ke lembaga-lembaga Diklat PNS di seluruh Indonesia. Melalui Sistem Informasi
Diklat Aparatur (SIDA) yang di lakukan oleh Lembaga Administrasi Negara sebagai
pembina Diklat di Indonesia pada tanggal 13 Desember 2012 di Auditorium Makarti
Bhakti Nagari LAN Jakarta. Sosialisasi ini merupakan salah satu ajang sebuah
pengumpulan informasi yang di ikuti oleh 98 Lembaga Diklat baik dari instansi
Pusat maupun dari Provinsi, Kabupaten/Kota se-Indonesia.
Melalui
Networking dimaksudkan untuk mewujudkan kolaborasi, kemitraan dan optimalisasi
proses transformasi kualitas sumber daya manusia aparatur negara. Transformasi
sumber daya manusia tersebut ditujukan untuk pembentukan sosok aparatur negara
yang memiliki jati diri PNS Republik Indonesia, abdi negara dan masyarakat
dengan komitment, integritas, dan kemampuan profesional yang tinggi dalam
mengemban tugas dinas kepemerintahan dalam melayani masyarakat. Oleh karena itu
dengan melalui website di bidang Pendidikan dan Pelatihan ini diharapkan
kebutuhan lembaga-lembaga Diklat di Indonesia dapat terpenuhi.
Sistem
Informasi Diklat Aparatur (SIDA) merupakan suatu sistem informasi yang dapat
mengelola informasi Diklat aparatur yang meliputi informasi mengenai seluruh
profil lembaga diklat yang tersebar di tingkat kabupaten maupun tingkat
Provinsi, kalender Diklat dan peserta/alumni. Sistem juga diharapkan dapat
mengakomodasi kebutuhan laporan akan akreditasi dari suatu lembaga Diklat.
Sehingga melaui sistem ini akan mendapatkan informasi, dalam waktu tertentu
organisasi akan mampu mengontrol sumber daya aparatur, sehingga dalam mengambil
keputusan-keputusan strategis dapat diambil secara cepat dan tepat, yang pada
akhirnya akan mengalami peningkatan kualitas informasi yang berkembang baik
secara internal dan external organisasi.
Dalam
membangun jaringan sistem, Lembaga Administrasi Negara telah membangun sistem
dari 7 tahun dengan kerangka yang sederhana hingga menjadi sebuah sistem yang
terpadu dan konektifitas antara Lembaga Administrasi Negara dengan instansi
yang lain. Harapan untuk menciptakan system kordinasi melalui teknologi saja
sulit terwujud, karena kurang mendapat dukungan dari seluruh lembaga Diklat di
Indonesia, sehingga dengan kurang dukungan tersebut Lembaga Administrasi Negara
terus mengontrol melalui sosialisasi Sistem Informasi Diklat Aparatur (SIDA)
yang akan menjawab titik lemah dari untuk di perbaiki dari fitur-fitur sistem
tersebut.
Dalam
mengoptimalkan fungsi dan potensi SIDA itu, Lembaga Administrasi Negara tidak
henti-hentinya meminta dukungan dari lembaga Diklat. Melihat sejarah penerapan
Sistem Informasi Diklat Aparatur (SIDA) hingga saat ini, setelah SIDA dibangun
dan dikembangkan selama kurang lebih 7 tahun, dari 722 lembaga Diklat diseluruh
Indonesia, baru 433 lembaga Diklat yang bergabung dalam SIDA. Dari 433 lembaga
Diklat yang bergabung itu, baru 90 lembaga Diklat yang memiliki staf atau PIC
yang secara khusus ditugaskan memutakhirkan data dan informasi pada lembaga
Diklatnya masing-masing. Dari 90 PIC, baru 57 PIC yang berhasil memutakhirkan
data lembaga Diklat dan data Alumni Diklat.
Semoga sosialisasi kebijakan SIDA ini dapat menghasilkan sebuah kesimpulan dan rekomendasi sebagai sistem dengan terobosan terbaru, sebagai inovasi, karena pertemuan yang
melibatkan PIC belum pernah dilakukan sebelumnya. Dengan pertemuan ini dapat
dijadikan momentum peningkatan kinerja SIDA yang merupakan ujung tombak sebuah satu informasi dengan sejuta fungsi informasi di Instansi Pusat maupun Daerah yang merupakan tempat berkomunikasi, berkoordinasi
dan saling memberi informasi yang terintegrasi. (harry)