RAPAT KOORDINASI WIDYAISWARA Regional Kalimantan


Widyaiswara memiliki peran yang sangat besar bagi terwujudnya Pegawai Negeri Sipil yang kompeten, sebagai salah satu ujung tombak bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur sudah selayaknya seorang widyaiswara memiliki standar kompetensi dan tersertifikasi.
Standar Kompetensi dan Sertifikasi Widyaiswara ini sebenarnya telah melalui proses pengkajian yang panjang, yang bermula dari banyaknya permasalahan Widyaiswara yang terdapat didaerah, dan direspon dengan Revisi Permenpan tentang jabatan Fungsional Widyaiswara dan angka kreditnya.
Standar Kompetensi Widyaiswara adalah kemampuan minimal yang harus dimiliki Widyaiswara secara umum dalam melaksanakan tugas, tanggung jawab dan wewenangnya dalam mendidik, mengajar dan atau melatih PNS. Standar Kompetensi ini dibuat sebenarnya sebagai dasar untuk pembinaan profesi dan karier Widyaiswara dan sebagai acuan bagi Lembaga Pusat dan Daerah untuk jaminan kualitas penyelenggaraan diklat. Dengan Standar Kompetensi ini sebenarnya sangat memudahkan Widyaiswara, karena pada prinsipnya membimbing Widyaiswara untuk menjadi seorang Widyaiswara yang profesional dan berkualitas.
Kembali PKP2A III LAN Samarinda menjembatani para Widyaiswara yang ada di wilayah Kalimantan untuk berkumpul bersama mendengarkan arahan dari Kaditbin Widyaiswara tentang Standar Kompetensi dan Sertifikasi Widyaiswara. Acara ini dilaksanakan bekerja sama dengan Badan Diklat Provinsi Kalimantan Timur, pada tanggal 4 Desember 2008.
Dihadiri seluruh Widyaiswara di wilayah Kalimantan dan Kepala Badan Kepegawaian se Kalimantan. Dalam arahannya Kepala Direktorat Pembinaan Widyaoswara LAN, Drs Sukari M.Pd menyampaikan Widyaiswara dituntut untuk selalu meningkatkan Kompetensi yang dimiliki. Kompetensi itu diantaranya Kompetensi pengelolaan pembelajaran yaitu mampu merencanakan, menyusun, malaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran. Kompetensi kepribadian juga menjadi hal yang penting, yang mana sikap dan prilaku juga menjadi pengamatan dan dapat dijadikan teladan bagi peserta diklat. Widyaiswara juga harus mampu menempatkan diri dalam berhubungan dengan lingkungan kerjanya, baik antar sesama Widyaiswara, penyelenggara Diklat terlebih pada Lembaga dimana dia bernaung. Kompetensi yang terakhir yaitu Kompetensi Substantif, Widyaiswara harus memiliki bidang keilmuan dan keterampilan dalam mata diklat yang diajarkan, dan yang paling penting mampu menulis karya tulis ilmiah secara aktif dan periodik yang terkait dengan lingkup kediklatan atau pengembangan spesialisasinya.
Dengan demikian diharapkan kedepannya widyaiswara benar-benar mampu menghasilkan alumni diklat yang berkualitas, dan para Widyaiswarapun bekerja secara profesional sesuai dengan tupoksinya.

Pengembangan Bahan Ajar Materi Good Governance dan Materi Percepatan Pemberantasan Korupsi - WORKSHOP TATA KEPEMERINTAHAN YANG BAIK


PKP2A III LAN Samarinda dalam perjalanan pengabdiannya akan selalu berusaha menjadi motor penggerak bagi perubahan penyelenggaran Pemerintahan khususnya pada elemen kapasitas Sumber Daya Manusia Aparatur. Salah satunya adalah menyelenggarakan Workshop Tata Kepemerintahan yang Baik dengan Tema ”Pengembangan Bahan Ajar Materi Good Governance dan Materi Percepatan Pemberantasan Korupsi”.
Acara ini berlangsung di Aula PKP2A III LAN Samarinda tanggal 5 November 2008 dengan menghadirkan Narasumber Ibu Dra. Raden Siliwanti, MPIA Direktur Politik dan Komunikasi BAPPENAS yang juga selaku Ketua Sekretariat Tim Pengembangan Kebijakan Nasional Tata Kepemerintahan yang Baik dan Dr. Amir Imbaruddin, MDA.
Agenda mewujudkan Tata Kepemerintahan yang Baik merupakan salah satu prioritas dan menjadi tantangan bagi pemerintahan untuk menyelesaikan berbagai persoalan bangsa dan negara. Agenda tersebut tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) Bab 14 tentang Penciptaan Tata Pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
Dalam konteks kepemerintahan yang baik (Good Governance) keberhasilan suatu negara untuk mewujudkan visi dan melaksanakan misi yang telah ditetapkannya, sangat bergantung pada kompetensi masing-masing aktor pembangunan dalam negara itu, yakni State, Private Sector dan Civil Society. Di era globalisasi ini jumlah dan jenis aktor pembangunan ini bisa lebih kompleks dari yang kita bayangkan, karena ketiga aktor tadi dapat bekerjasama dengan Private Sector dan Civil Society International termasuk kerjasama Government to Government. Dalam kerjasamanya ketiga aktor pembangunan tadi dituntut untuk melaksanakan bidang tugasnya secara profesional dan kompeten.
Guna mendukung usaha perbaikan tata kepemerintahan yang baik di Indonesia, diperlukan suatu tolak ukur keberhasilan praktek penyelenggaraan tata kepemerintahan yang baik, yaitu Good Governance Index. Tujuan dibuatnya GGI ini agar tersedia alat ukur bagi pemerintah pusat dan daerah agar dapat melakukan self assesment dalam rangka penerapan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik, juga terukurnya kinerja pusat dan daerah dalam menerapkan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik dan reformasi birokrasi.
Untuk memahami mekanisme dan cara penggunaan GGI maka para pengajar/widyaiswara pada diklat PNS juga harus diberi penyegaran pengetahuan, sehingga implementasi GGI tersebut dapat juga lebih dini diinformasikan khususnya kepada peserta Diklat. Secara khusus workshop yang dihadiri 30 peserta ini bertujuan untuk lebih meningkatkan kualitas pembelajaran pada Diklat Pra Jabatan dan Diklat Kepemimpinan pada substansi materi Percepatan Pemberantasan Korupsi dan materi Tata Kepemerintahan yang Baik. Selama ini dalam evaluasi penyelenggaraan dan dalam monitoring ditemukan berbagai keluhan peserta Diklat khususnya pada kualitas pengajar dan juga bahan ajarannya.
Acara ini terasa begitu hidup ketika sesi tanya jawab dibuka, banyak peserta yang bertanya seputar percepatan pemberantasan korupsi, apalagi menghadirkan konsultan langsung KPK yang ada di Makassar. Narasumber juga memperlihatkan langsung contoh-contoh korupsi yang dilakukan dan cara penanggulangannya. Seperti di Cina setiap lima tahun sekali photo-photo para koruptor dipajang pada masyarakat luas, disertai dengan komentarnya, kemudian para pejabat di Cina ketika dilantik menjadi Pejabat disediakan peti matinya, dan pada kurun waktu 2001-2005 ada 4.300 orang di Cina yang dieksekusi mati karena korupsi, kemudian data terakhir semester pertama 2007 ada 5000 pejabat negara dan partai yang dijatuhi hukuman mati karena korupsi.

Kepala LAN Silaturrahim dengan Karyawan PKP2A III LAN Samarinda


Untuk pertama kalinya setelah dilantik dan diambil sumpahnya pada tanggal 8 Oktober 2008, Kepala LAN Dr. Asmawi Rewansyah, M.Sc. bersama Ibu Asmawi melakukan silaturahim bersama keluarga besar PKP2A III LAN Samarinda pada Minggu 2 Nopember 2008.
Sebagai salah satu sarana untuk mendekatkan hubungan antara Pimpinan dan stafnya, ajang silaturrahim menjadi sangat penting dan begitu bermakna, terlebih dengan bergantinya Pimpinan LAN RI yang baru.
Selain menghadiri acara pembukaan Seminar Sankri, Kepala LAN RI Bapak Dr. Asmawi Rewansyah M.Sc, juga berkesempatan untuk bertemu, bertatap muka dan mengenal lebih dekat para Karyawan di lingkungan PKP2A III LAN Samarinda.
Dalam acara yang berlangsung pada malam hari ini, beliau bercerita banyak tentang pengalaman hidup yang telah dilalui, serta hal-hal yang akan beliau terapkan kedepannya pada Lembaga Administrasi Negara.
Dari arahan-arahan yang disampaikan tergambar jelas beliau sangat visioner dan menginginkan keteraturan, peningkatan dalam hal pekerjaan. Beliau sangat menginginkan kedepannya seluruh karyawan di lingkungan LAN dapat meningkatkan kualifikasi pendidikan bahkan mendorong untuk mencapai pendidikan akademis S3.
Beliau sangat menginginkan kembali agar Kejayaan LAN pada masa dahulu dapat terjadi lagi di masa sekarang, dan tentunya itu sangat tergantung dari kualitas Aparatur yang ada didalamnya.
Didampingi oleh seorang istri Ibu Hj. Sri Hastuti dan sepasang anak. Keluarga menurut beliau adalah spirit dalam menjalani hidup sampai sekarang. Di sela-sela kesibukan beliau masih menyempatkan berolah raga, karena kesehatan memang menjadi hal yang sangat berarti, dan satu lagi hobby yang bisa dijadikan refresing di tengah kesibukan beliau yaitu memancing. Nampaknya untuk yang satu ini bolehlah sekali-kali kita ajak beliau untuk memancing di sungai Mahakam.
Acara silaturrahim turut dihadiri Kepala Biro POK Guntur Karnaeni dan Kepala PKp2A II LAN Makassar Bpk. Ngadijono.