RAKOR DAN PEMBINAAN WIDYAISWARA IV DI PONTIANAK


Untuk terus meningkatkan perannya dalam pembinaan aparatur di wilayah Kalimantan, maka pada tanggal 29 Juli 2010 Bidang Diklat Aparatur PKP2A III LAN kembali mengadakan kegiatan Forum Pembinaan Widyaiswara yang dengan penyelenggaraan kali ini, berarti Forum Pembinaan Widyaiswara telah empat kali diadakan selama tahun 2010 setelah sebelumnya diselenggarakan di Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan Selatan yang dihadiri oleh 31 (tiga puluh satu) orang widyaiswara yang berasal dari seluruh wilayah Kalimantan.

Pada kegiatan yang diselenggarakan di Pontianak, Kalimantan Barat ini, Bpk. Dr. Sukari, M.Pd. (Kepala Ditbin Widyaiswara) sebagai Narasumber memaparkan bahwa widyaiswara sebagai corong, sebagai manusia yang memiliki kompetensi untuk membangun kualitas aparatur pemerintahan, harus mampu membangun budaya aparatur pemerintah, budaya yang tadinya tidak disiplin menjadi budaya aparatur pemerintah yang disiplin, bahkan kalau bisa bukan hanya budaya dalam pemerintahan, tetapi juga budaya secara publik di dalam masyarakat. Untuk itu widyaiswara diharapkan bukan hanya menjadi pengajar tetapi menjadi figur contoh panutan, kedepan widyaiswara diharapkan untuk tidak berhenti mencari dan mengembangkan metodelogi yang aplikatif, bagaimana widyaiswara mampu mengubah sikap prilaku aparatur pemerintah agar mampu melakukan, bukan hanya mendengar dan menerima, bila tugas guru SD, SMP, SMA, adalah untuk meningkatkan kualitas, knowledge, atitude, dan di Perguruan Tinggi, tugas dosen untuk meningkatkan skill, atitude, knowledge, setelah lulus kuliah dan masuk birokrasi, maka selanjutnya menjadi tanggung jawab widyaiswara untuk meningkatkan aspek tersebut.

Setelah pemaparan materi oleh Narasumber, acara dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab mengenai permasalahan dan tantangan yang dihadapi oleh para Widyaiswara di daerah.

Dengan permasalahan yang dihadapi oleh para Widyaiswara ini kita tetap terus mengharapkan dan memimpikan sosok-sosok widyaiswara yang dapat menjadi seorang guru dan pemikir dan yang juga dapat tampil untuk mengentertainment, bisa menghibur peserta didik, bisa menunjukkan kapabilitas yang luas, jadi jangan sampai pikiran yang luas diruntuhkan oleh hati yang sempit, pikiran bagus harusnya diikuti dengan hati yang lebih lapang, terbuka terhadap kritik dan kekurangan, membangitkan semangat untuk menutupi kekurangan tersebut. Itulah sebabnya para widyaiswara harus terus menerus di charge dan di refresh, kalau tidak bisa melakukan secara kelompok seperti ini, harus ada kemauan untuk mengembangkan diri pribadi agar dapat terus meningkatkan perannya dalam mendidik, mengajar, dan melatih Pegawai Negeri Sipil, sebagai manusia yang memiliki kompetensi untuk membangun kualitas aparatur pemerintahan.

Di akhir kegiatan, Bpk. Sukari pun menambahkan motivasi kepada para Widyaiswara bahwa orang sukses tergantung pada adversity question, kekuatan semangat para widyaiswara, bahwa kinerja tergantung pada motivasi dikali abiliti sehingga menghasilkan performance, maka itu semua tergantung pada motivasi, semangat untuk sukses, sehingga widyaiswara dapat mendobrak kualitas sumber daya aparatur pemerintah dan benar-benar dapat menjadi agent of change. (Ika)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar