Widyaiswara Masa Depan

Oleh : Ahmad Syrodz/Widyaiswara LAN Samarinda
Dunia pendidikan dan pelatihan sangat membutuhkan para widyaiswara yang mampu mengangkat citra dan marwah pendidikan dan pelatihan aparatur kita, yang kini terkesan sudah carut marut terutama dalam hal kualitas dan seperti benang kusut. Sehingga bagaimana harus dimulai, kapan dan siapa yang memulainya, dan dari mana harus dimulai.
Kalaulah kita masing-masing menyadari, dan kalaulah kita masih memiliki rasa kepedulian, dan kalaulah kita mau berbagi rasa, dan kalaulah mau kita berteposeliro, maka pendidikan dan pelatihan kita seperti disebutkan di atas, akan dapat diatasi. Oleh sebab itu semua harus memiliki satu persepsi, satu langkah dan satu tujuan bagaimana kita berusaha mengangkat "batang terendam" tersebut, menjadi pendidikan dan pelatihan aparatur bermutu, dan tentunya diharapkan mampu untuk mengangkat peringkat dan citra pendidikan dan pelatihan, saat ini termasuk yang terendah di Asia.
Satu hal yang akan menjadi titik perhatian kita adalah "bagaimana merancang Widyaiswara masa depan". Widyaiswara masa depan adalah WI yang memiliki kemampuan, dan keterampilan bagaimana dapat menciptakan hasil pembelajaran secara optimal, selanjutnya memiliki kepekaan di dalam membaca tanda-tanda zaman, serta memiliki wawasan intelektual dan berpikiran maju, tidak pernah merasa puas dengan ilmu yang ada padanya.
Bagaimana sebenarnya WI masa depan seperti yang diidamkan oleh banyak pihak, diantaranya adalah:
1. Planner, artinya WI memiliki program kerja pribadi yang jelas, program kerja tersebut tidak hanya berupa program rutin, misalnya menyiapkan seperangkat dokumen pembelajaran. Akan tetapi WI harus merencanakan bagaimana setiap pembelajaran yang dilakukan berhasil maksimal, dan tentunya apa dan bagaimana rencana yang dilakukan sudah terprogram secara baik;
2. Inovator, artinya memiliki kemauan untuk melakukan pembaharuan dan pembaharuan dimaksud berkenaan dengan pola pembelajaran, termasuk di dalamnya metode mengajar, media pembelajaran, sistem dan alat evaluasi, serta nurturant effect lainnya. Secara individu maupun bersama-sama mampu untuk merubah pola lama, yang selama ini tidak memberikan hasil maksimal, dengan merubah kepada pola baru pembelajaran, maka akan berdampak kepada hasil lulusan diklat yang lebih maksimal;
3. Motivator, artinya WI masa depan mampu memiliki motivasi untuk terus belajar dan belajar, dan tentunya juga akan memberikan motivasi kepada peserta diklat untuk belajar dan terus belajar sebagaimana dicontohkan oleh WI nya;
4. Capable personal, maksudnya WI diharapkan memiliki pengetahuan, kecakapan dan ketrampilan serta sikap yang lebih mantap dan memadai sehinga mampu mengolah proses pembelajaran secara efektif;
5. Developer, artinya WI mau untuk terus mengembangkan diri, dan tentunya mau pula menularkan kemampuan dan keterampilan kepada peserta diklat dan untuk semua orang. WI masa depan haus akan menimba ketrampilan, dan bersikap peka terhadap perkembangan IPTEK, misalnya mampu dan terampil mendayagunakan komputer, internet, dan berbagai model pembelajaran multi media.
Jadi, WI masa depan adalah WI yang bertindak sebagai fasilitator; pelindung; pembimbing dan punya figur yang baik (disiplin, loyal, bertanggung jawab, kreatif, melayani sesuai dengan visi, misi yang diinginkan lembaga diklat); termotivasi menyediakan pengalaman belajar bermakna untuk mengalami perubahan belajar berdasarkan keterampilan yang dimiliki peserta diklat dengan berfokus menjadikan kelas yang konduktif secara intelektual fisik dan sosial untuk belajar dan berlatih; menguasai materi, kelas, dan teknologi; punya sikap berciri khas "The Habits for Highly Effective People" dan "Quantum Teaching" serta pendekatan humanis terhadap peserta diklat; WI menguasai komputer, bahasa, dan psikologi mengajar untuk diterapkan di kelas secara proporsional. Diberlakukan skema rewards dan penegakan disiplin yang humanis terhadap WI dan karyawan oleh lembaga diklat.
WI masa depan juga memiliki kemampuan untuk mengembangkan kemampuan peserta diklatnya melalui pemahaman, keaktifan, pembelajaran di kelas maupun di lapangan sesuai kemajuan zaman dengan mengembangkan keterampilan hidup agar peserta diklat memiliki sikap kemandirian, perilaku adaptif, koperatif, kompetitif dalam menghadapi tantangan dan tuntutan kehidupan sehari-hari. Secara efektif menunjukkan motivasi, percaya diri serta mampu mandiri dan dapat bekerja sama. Selain itu WI masa depan juga dapat menumbuhkembangkan sikap, disiplin, bertanggung jawab, memiliki etika moral, dan memiliki sikap kepedulian yang tinggi, dan memupuk kemampuan otodidak peserta diklat, memberikan reward ataupun apresiasi terhadap peserta diklat agar mereka bangga sebagai keluaran dari lembaga diklat dan terdidik juga untuk mau menghargai orang lain baik pendapat maupun prestasinya. Kerendahan hati juga perlu dipupuk agar tidak terlalu overmotivated sehingga menjadi congkak. Diberikan pelatihan berpikir kritis dan strategi belajar dengan manajemen waktu yang sesuai serta pelatihan cara mengendalikan emosi agar IQ, EQ dan SQ serta ke dewasaan sosial peserta diklat yang berimbang.
Selain itu, WI masa depan juga harus memiliki keterampilan dasar pembelajaran, kualifikasi keilmuannya juga optimal, performance di dalam kelas maupun di lapangan tidak diragukan. Tentunya sebagai WI masa depan bangga dengan profesinya, dan akan tetap setia menjunjung tinggi kode etik profesinya.
Oleh sebab itu, untuk menjadi WI masa depan diperlukan kualifikasi khusus, dan barangkali tidak akan terlepas dari relung hati dan sanubarinya, bahwa mereka memilih profesi WI sebagai pilihan utama dan pertama. Weternik memberikan dengan istilah rouping atau "pangilan hati nurani". Rouping inilah yang merupakan dasar bagi seseorang WI untuk menyebutkan dirinya sebagai "Widyaiswara Masa Depan". Wallohua’lam bishshawab.(Syrodz)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar